deskripsi saya

Rabu, 20 Agustus 2014

1.ciri khas
ciri khas surabaya sebetulnya banyak sekali tapi saya disini hanya menunjukan tugu pahlawan ya tugu pahlawan sesuai dengan julukan kota surabaya sebagai CITY OF HERO harus mempunyai ciri khas tentang kepahlawanan bukan? ya tugu ini yang melambang perjuangan arek arek suroboyo melawan penjajah inggris dulu,hanya bermodalkan bambu runcing saja Alhamdulillah kita bisa menang dang mengusir tentara inggris dari kota surabaya,dan tewasnya jenderan aws mallaby dalam perang tersebut membuktikan bahwa arek suroboyo benar benar hebat dan memliki rasa perjuangan yang sangat tinggi untuk membela indonesia







2. Dari Bidang Kuliner
Lontong Balap
Memang berbicara masalah kuliner, Lontong Balap dan Rujak Cingur bisa diandalkan. Namun, pernahkah kita menemui pedagang Lontong Balap dan Rujak Cingur di jalanan Surabaya? Kalaupun ada jumlahnya sangat sedikit. Saya baru menemui 4 kios yang menjual Lontong balap (Jl. Kertajaya, depan Korem V Brawijaya, Terminal Bungurasih, Jl. Bubutan). Sedangkan Rujak Cingur? Entahlah, sampai nulis artikel ini belum pernah saya temui.
Bandingkan dengan Bandung yang terkenal dengan Batagornya, Semarang dengan Lumpianya, di Palembang ada Pempek, atau ingatan kita langsung menuju Jogja jika kata Gudeg diucapkan. Nah kalau Lontong Balap? orang akan berpikir : “makanan apa itu?” atau jika mengucap Rujak Cingur akan terdengar : “Oh, yang asli Kediri itu ya mas?”.
3. Budaya
Tari Sparkling
Beberapa hari yang lalu saya sempat mengunjungi Balai Kota untuk menyaksikan festival pertukaran budaya antar negara. Namun, seolah telinga ini menjadi asing saat MC memanggil : “Tari Sparkling dari Surabaya”.. Anda pernah dengar? kalau belum pernah dengar, maka anda tidak sendirian. Saat itu banyak penonton yang bingung. Tarian ini apa benar dari Surabaya. Dari namanya saja sudah berbau kebarat-baratan.
Pernah dengar Reog? pikiran kita langsung menjawab :”Pernah, yang asli Ponorogo itu kan?”. Atau tari Saman yang khas Aceh dengan cara menepuk nepuk dada. Dan yang lebih parah lagi mungkin masyarakat Surabaya lebih mengenal Barong Sai asli Cina daripada budaya Surabaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar